Indonesia Dorong Kerja Sama Global untuk Hadapi Tantangan dan Capai Agenda Pembangunan Berkelanjutan di KTT G20
Topiktoday : - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, bersama Wakil Menteri Keuangan, Thomas Djiwandono, mendampingi Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang berlangsung pada 18-19 November 2024 di Rio de Janeiro, Brasil. Mengusung tema Building a Just World and a Sustainable Planet atau “Membangun Dunia yang Adil dan Planet yang Berkelanjutan”, KTT G20 kali ini membahas berbagai isu prioritas global, termasuk pertumbuhan ekonomi, pengentasan kemiskinan dan kelaparan, reformasi lembaga keuangan multilateral, pembangunan berkelanjutan, kesehatan global, serta perpajakan internasional.
Pada pertemuan ini, para pemimpin G20 sepakat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi global yang kuat, inklusif, dan berkelanjutan. Melalui forum ini, Indonesia juga menekankan pentingnya mengatasi kesenjangan ekonomi antarnegara melalui reformasi struktural, investasi produktif, dan kebijakan fiskal yang berkelanjutan. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak investasi asing ke Indonesia, mempercepat pemulihan ekonomi domestik pascapandemi, serta memperkuat ketahanan ekonomi nasional terhadap ketidakpastian global.
Presidensi G20 Brazil juga meluncurkan Aliansi Global Melawan Kemiskinan dan Kelaparan (Global Alliance Against Hunger and Poverty) yang sejalan dengan agenda nasional Indonesia dalam memperkuat ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan. Program ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memperoleh pembiayaan tambahan dan berbagi praktik terbaik dalam pengembangan program seperti makan bergizi gratis, bantuan tunai langsung, dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui akses mikrofinansial. “Melawan kemiskinan dan kelaparan adalah mandat yang diberikan rakyat Indonesia dan menjadi prioritas kebijakan pembangunan Indonesia, melalui program peningkatan produksi dan swasembada pangan, pemberian makanan bergizi bagi murid serta ibu dan anak usia dini.”, ujar Presiden Prabowo Subianto dalam pertemuan KTT G20 ini.
Selain itu, Indonesia juga mendukung peta jalan reformasi Bank Pembangunan Multilateral (Multilateral Development Banks) untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan dan efektivitas dalam menjawab tantangan global seperti perubahan iklim dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini akan membuka akses yang lebih besar bagi Indonesia terhadap pendanaan untuk proyek infrastruktur berkelanjutan, pembangunan energi bersih, dan mitigasi perubahan iklim. Dengan peran aktif Indonesia dalam reformasi ini, Pemerintah mengharapkan kepercayaan global terhadap posisi Indonesia sebagai pemimpin negara berkembang semakin meningkat.
Komitmen G20 untuk mempercepat pendanaan transisi energi, termasuk target untuk melipatgandakan kapasitas energi terbarukan global, sangat relevan dengan upaya Indonesia dalam pengembangan energi hijau seperti solar dan angin. Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk menarik investasi internasional dan teknologi dalam mendukung target transisi energi nasional, termasuk pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil dan pengembangan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle). “Indonesia berkomitmen untuk ikut menurunkan emisi karbon untuk mencegah pemburukan perubahan iklim yang memberikan dampak buruk bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia”, ungkap Presiden Prabowo Subianto.
Selain itu, para pemimpin G20 juga menyoroti pentingnya Dana Pandemi (Pandemic Fund) dan peran Gugus Tugas Bersama Keuangan dan Kesehatan (Joint Finance and Health Task Force) dalam meningkatkan kesiapsiagaan global terhadap pandemi. Hal ini memberikan manfaat langsung bagi Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh. Hibah dari Dana Pandemi dapat digunakan untuk mendukung kesiapsiagaan dan respons terhadap pandemi, serta memperkuat fasilitas kesehatan, termasuk pengadaan alat kesehatan dan vaksin.
Sementara, diskusi tentang Solusi Perpajakan Dua Pilar (Two-Pillar Solution) dan kerangka kerja perpajakan internasional oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB (United Nations) juga menjadi pembahasan utama dalam KTT kali ini. Kesepakatan pada Solusi Perpajakan Dua Pilar memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan multinasional melalui pengenaan pajak minimum global. Selain itu, kerangka kerja perpajakan internasional oleh PBB menciptakan ruang bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan global, memastikan kebijakan pajak internasional yang adil, dan mengatasi tantangan erosi basis pajak (Base Erosion and Profit Shifting/BEPS).
Selain pada sesi utama, Menteri Keuangan juga turut mendampingi Presiden RI dalam pertemuan bilateral dengan para Kepala Negara, di antaranya dari Qatar dan India. Beberapa topik yang dibahas pada pertemuan bilateral ini meliputi kerja sama strategis dalam bidang ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan, dan investasi transisi energi. Harapannya, pembahasan ini dapat memperkuat hubungan bilateral dan mendorong masuknya investasi yang mendukung prioritas nasional Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Kehadiran dan partisipasi aktif Indonesia dalam KTT G20 merupakan bentuk komitmen Pemerintah dalam mendukung kerja sama multilateral, memperjuangkan kepentingan nasional, dan berkontribusi pada solusi tantangan global. Turut hadir dalam pertemuan ini beberapa menteri dalam Kabinet Merah Putih.
Tidak ada komentar