Breaking News

10 Tahun Di Batam, Sejumlah Warga Afganistan Ini Unjuk Rasa Agar Ada Negara Ketiga Bersedia Menampung Mereka

Foto : Sejumlah WNA unjuk rasa didepan kantor Imigrasi kota Batam (20/06/22)

Topiktoday, Batam - - Warga Negara Asing (WNA) Afganistan melakukan unjuk rasa di depan kantor kelas 1 TPI, Kota Batam, sekira pukul 10:00 Wib, Senin (20/06). 

Aksi itu sempat mengundang perhatian bagi pengendara jalan, sehingga membuat jalur jalan protokol tersebut tersendat macet ditambah curah hujan menderas. 

Informasi yang didapat ,WNA Afganistan tersebut sudah 10 tahun tinggal di Kota Batam. Namun diketahui belum ada negara ketiga untuk menerima mereka.

Dalam orasi nya, mereka menuntut agar negara ketiga ada yang mau menerima kehadiran mereka para imigran dari negara afganistan. Khususnya untuk United Nation High Commisioner For Refugees ( UNHCR ) dan International Organization of Migration ( IOM ), belum memberikan kepastian kepada pengungsi. 

Edi, warga Batam sangat menyayangkan aksi yang di gelar oleh WNA itu.menurutnya banyak pelanggaran yang terjadi akibat ulah para pengungsi.

Sejauh ini kata dia, roda perekonomian di Batam mulai masuk puncak nya, setelah sebelum nya di libas oleh wabah virus corona covid-19 selama dua tahun lebih.

"Untuk di Kepri saat ini, wisatawan mulai terbuka jalur pintu masuknya. Ini berimbas bagi mereka akan adanya aksi demo tersebut.warga luar lain nya yang ingin berinvestasi seakan terusik nantinya," kata dia di lokasi. 

Masih kata dia, apalagi bagi pengunjung yang akan melakukan pengurusan surat menyurat di kantor Imigrasi seakan terganggu.beranggapan orang tempatan di Batam tak ada. 

Foto : Akibat unjuk rasa warga Afganistan didepan kantor imigrasi Batam, seruas jalan menjadi macet. 

"Mereka  seenaknya saja melakukan demo. tanpa mengantongi surat ijin.seharusnya mereka juga ikut aturan hukum yang berlaku di Indonesia," cetus Edi. 

Banyak masyarakat tidak menginginkan aksi itu.agar kondusif sebagian warga lainnya memanggil perwakilan dari imigran itu dengan maksud untuk membubarkan aksi. 

Mereka di bantu oleh masyarakat  untuk bekerjasama untuk  mencari dan menerima  jawaban dari pemegang mandat seperti UNHCR dan IOM, karena tak jelas akhirnya pendemo membubarkan diri. (Iwan)



Tidak ada komentar