Breaking News

dr H. Iskandar, Kordinator Karantina Kesehatan Hewan Kelas I Batam Diduga Salah Gunakan Jabatan



Topiktoday, Batam - Penyaluran dan pengiriman perdangan daging babi dari pulau bulan selalu tidak ada kendala ber puluh - puluh tahun, namun hari sabtu tanggal 18 Desember 2021 atas perintah H. drH. ISKANDAR kepada kordinator karantina punggur, bpk. I yoman aryadi kusuma melalui Whatsapp, agar tidak mengeluarkan surat sertifikasi sanitasi produk hewan kepada pedagang daging babi pulau bulan yang akan di kirim ke tanjung pinang dengan alasan ada beberapa babi mati kena penyakit di punggur

Anggota Perkumpulam Pedagang Daging Pulau Bulan ‘ Anggiat ‘ saya sudah bertanya mana surat resmi penghentian pengiriman daging pulau bulan ke tanjung pinang, karimun di wilayah Kepri. Saya telah mengadukan ke lembaga kami sebagai tempat mengaduh PERKUMPULAN PEDAGANG DAGING PULAU BULAN.

Ditemui di kantor sekretrariat PERKUMPULAN PEDAGANG DAGING PULAU BULAN kecamatan Sagulung, Ketua bapak Jisman Sirait mempersilahkan kami duduk dengan ramah sambal menyunguhkan minuman mineral.

Saat ditanya mengenai kejadian anggota perkumpulan yang tidak dapat dilayani pengajuan surat karantina.
Jisman Sirait dengan beribawa mengatakan, Semenjak adanya peternakan daging babi pulau bulan, kami sudah teken kontrak resmi dan membayar tanpa utang, dan kami mengembangkan usaha mencakup tanjung pinang, karimun, tanjung uban di wilayah kepri. Ingat, kami di potong pajak buat pemasukan kas daerah melalui perusahaan. 
Lanjutnta, agar kiranya bapak H. drH. Iskandar sebagai kordinator hewan karantina 1 batam jangan tergesa gesa dan banyak belajar. Ini sudah merugikan matrial maupun materi yang luar biasa anggota kami, belum lagi pelangan kami yang sangat sangat kecewa dengan tidak di kirim ke pedagang yang menunggu kiriman.

Tambahnya, sepertinya beliau penguasa yang di duga Salah Gunakan Jabatan untuk memperkaya diri sendiri.
Di rilis pemberitaan, Peternakan babi di Pulau Bulan, Batam, Kepri saat ini terus berkembang. Bahkan, dalam sehari ada sekitar 900 ekor babi yang diekspor ke luar negeri. Hal itu diungkapkan General Manager Produksi PT Indo Tirta Suaka Desmond Walsh sebegai pengelola."Pasar ekspor saat ini masih Singapura. Jadi rata-rata per hari ekspor 900 ekor. Untuk lokal sekitar 50 ekor. Dengan pasar Batam, Tanjungpinang, dan Karimun," ujar Desmond Walsh.

Dengan demikian, omset dari produksi ini setiap hari mencapai Rp 3,5 miliar. Jika dalam satu bulan 26 hari kerja mencapai Rp 91 miliar.Atau sekitar Rp 1,092 triliun per tahun. Di tempat dan waktu yang sama, dokter hewan yang bertugas drh Paulus Mbolon mengatakan, populasi babi piaraan di Pulau Bulan sebanyak 233 ribu ekor. Melibatkan 25 dokter hewan profesional yang menangani.

Perkembangan terakhir, proses sertifikasi kompartemen bebas ASF telah dilaksanakan oleh petugas dari Direktorat Jenderal  Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) di lokasi peternakan babi milik PT Indotirta Suaka (PT ITS) di Pulau Bulan. Kegiatan ini untuk penjaminan bahwa biosekuriti telah dijalankan dengan baik oleh pihak pengelola peternakan. (Robert Sianturi) 



Tidak ada komentar